Fraksi Golkar Pekanbaru Turun ke Lokasi Banjir: ''Kami Datang untuk Membantu''

Sabtu, 08 Maret 2025 | 22:04:45 WIB
Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, SH. MH, didampingi Sekretaris Fraksi Sovia Septiana, S.Sos, dan anggota Fraksi Syafri Syarif, S.E., menyerahkan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir

GOLKAR PEKANBARU - Ramadan yang seharusnya menjadi momen penuh ketenangan berubah menjadi ujian berat bagi warga yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Siak, Kota Pekanbaru.

Hujan deras yang mengguyur selama berhari-hari membuat air sungai meluap, menenggelamkan ratusan rumah. Warga yang panik bergegas menyelamatkan diri, membawa pakaian seadanya, sementara perabotan dan barang berharga tak sempat terselamatkan. Kini mereka tinggal di tenda-tenda darurat yang didirikan di tepi jalan dan bawah jembatan.

Di lokasi pengungsian di Jalan Pesisir, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir, suasana muram begitu terasa. Anak-anak berlarian dengan pakaian lembap, sementara para lansia duduk termenung, memandangi rumah mereka yang kini hanya tampak atapnya. Bau lumpur yang menyengat bercampur dengan aroma makanan seadanya yang dimasak para relawan.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, SH. MH, bersama Sekretaris Fraksi Sovia Septiana, S.Sos, dan anggota Fraksi Syafri Syarif, S.E., datang meninjau lokasi yang paling terdampak pada Sabtu (8/3/25).

Roni tak mampu menyembunyikan kesedihannya saat melihat kondisi para pengungsi.

"Kasihan sekali kita melihat mereka, apalagi banyak anak-anak kecil dan lansia yang harus tinggal di tenda ini," ujar Roni dengan suara bergetar.

Roni dan rombongan hanya bisa berhenti di tenda pengungsian karena ketinggian air belum memungkinkan mereka untuk berjalan lebih jauh. Meski demikian, mereka tetap membawa bantuan sembako berisi beras, minyak goreng, dan bahan makanan pokok lainnya untuk para korban banjir.

"Kami tahu ini belum cukup, tapi semoga bisa sedikit meringankan beban mereka," ujar Roni lirih.

Setelah dari Meranti Pandak, rombongan Fraksi Golkar melanjutkan perjalanan menuju Jalan Sumber Sari, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh. Di sana, pemandangan serupa kembali tersaji. 

Ribuan rumah dua hari lalu terendam banjir dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Sebagian warga masih bertahan di lantai dua rumah mereka, sementara yang lain memilih mengungsi dengan membawa barang seadanya.

Rudi, seorang tokoh masyarakat di Sumber Sari, mengenang detik-detik banjir besar melanda rumahnya.

"Saya sudah tinggal di sini selama 42 tahun, dan ini baru kedua kalinya banjir setinggi ini setelah kejadian tahun 2008," katanya pelan.

Rudi menilai pembangunan pintu air dan turap di sepanjang Sungai Siak menjadi solusi utama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

"Kalau tidak ada pintu air, kami hanya bisa pasrah saat hujan deras datang," tuturnya penuh harap.

Saat ditanya mengapa warga tetap memilih bertahan di daerah yang rawan banjir ini, Rudi hanya tersenyum pahit.

"Karena ini rumah kami, tempat kami tumbuh, tempat keluarga kami berkumpul. Kalau tidak banjir, inilah kampung yang paling nyaman buat kami," ucapnya dengan suara bergetar.

Ramadan tahun ini menjadi bulan penuh harapan bagi mereka. Harapan bahwa di balik luka yang mereka alami, akan ada tangan-tangan yang datang menolong. Harapan bahwa banjir ini tak akan lagi terulang, agar Ramadan ke depan bisa mereka jalani dengan hati yang lebih tenteram.

Halaman :

Tags

Terkini