Pencarian

Golkar Pekanbaru Cari Figur Visioner untuk Pimpin Golkar Riau Lima Tahun ke Depan

GOLKAR PEKANBARU — Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Provinsi Riau 2025, suhu politik internal partai berlambang pohon beringin itu mulai menghangat.

Sejumlah nama besar mulai disebut-sebut bakal bertarung memperebutkan kursi ketua DPD I Golkar Riau, yang dijadwalkan berlangsung di Hotel Pangeran  Pekanbaru, Minggu (19/10/2025).

Hingga Jumat (17/10), beberapa kandidat telah menyatakan kesiapannya maju, bahkan sebagian di antaranya telah mendaftar ke panitia pelaksana.

Namun, arah dukungan dari 18 pemilik suara sah dalam Musda masih menjadi tanda tanya besar, termasuk dari DPD II Partai Golkar Kota Pekanbaru yang memiliki peran strategis dalam menentukan dinamika pemilihan.

Ketua DPD II Partai Golkar Kota Pekanbaru, Sahril, SH, MH, melalui Sekretaris DPD Roni Amriel, SH, MH, menegaskan bahwa hingga kini pihaknya belum menetapkan dukungan kepada salah satu kandidat.

“Belum, sampai hari ini kita belum putuskan. Kita ingin mendengarkan terlebih dahulu penyampaian visi dan misi seluruh calon pada saat Musda nanti. Setelah itu baru kita tentukan arah dukungan,” ujar Roni Amriel yang juga Anggota DPRD Kota Pekanbaru.

Roni menambahkan, sosok ideal yang diharapkan Golkar Pekanbaru adalah figur yang visioner, berjiwa organisatoris, serta siap turun langsung membangun komunikasi hingga ke tingkat kabupaten dan kota, jika nantinya dipercaya memimpin Golkar Riau lima tahun ke depan.

“Kita menginginkan pemimpin yang punya visi futuristik, mampu menyatukan seluruh kekuatan partai di daerah, dan berkomitmen membesarkan Golkar hingga ke akar rumput,” tegasnya.

Sejauh ini, beberapa nama yang mengemuka dalam bursa calon ketua antara lain Ridwan GP (Ketua Soksi Riau), Yulisman (Anggota DPR RI), Parisman Ihwan (Anggota DPRD Riau), Karmila (Anggota DPR RI), dan SF Harianto(Wakil Gubernur Riau).

Semua nama tersebut dinilai memiliki kapasitas dan rekam jejak yang kuat di internal partai.
Menurut Roni, seluruh kader Golkar berhak maju dalam Musda selama memenuhi Peraturan Organisasi (PO) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang berlaku.

Namun, kemampuan melakukan komunikasi politik dan membangun konsensus tetap menjadi kunci untuk meraih dukungan dari pemegang 18 suara.

“Yang paling penting adalah bagaimana mereka meyakinkan pemilik suara Musda, bahwa di bawah kepemimpinannya nanti, Partai Golkar akan semakin solid dan siap menatap Pemilu 2029,” ujarnya.

Golkar Pekanbaru, lanjut Roni, berkomitmen untuk mendukung penuh jalannya Musda agar berlangsung aman, demokratis, dan menghasilkan pemimpin yang diterima semua pihak.

Sebagai informasi, 18 suara sah dalam Musda Golkar Riau terdiri atas suara dari DPP Golkar, DPD I, 12 DPD II kabupaten/kota se-Riau, Dewan Pertimbangan, organisasi sayap, serta ormas pendiri dan ormas yang didirikan Golkar. Suara DPP menjadi faktor penentu, namun dinamika di tingkat daerah tetap menjadi penopang utama arah keputusan akhir.