GOLKAR PEKANBARU – Memasuki bulan suci Ramadhan, lonjakan harga kebutuhan pokok kembali terjadi di Pekanbaru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, harga sembako di pasar tradisional mulai naik, menambah beban bagi masyarakat yang sedang bersiap menjalankan ibadah puasa.
Kondisi ini mendapat sorotan dari Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru, Syamsul Bahri. Ia turun langsung ke beberapa pasar di kota itu dan mendapati kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang cukup signifikan sejak awal Ramadhan 1446 H, yang jatuh pada 1 Maret 2025.
"Kenaikan harga ini seharusnya bisa dicegah. Jika Pemko Pekanbaru bersama dinas terkait sejak awal mengambil langkah konkret, lonjakan harga bisa dikendalikan. Kita tidak bisa terus membiarkan hal ini menjadi siklus tahunan yang berulang," ujar Syamsul Bahri dengan nada tegas.
Pasar Murah, Langkah Konkret yang Harus Segera Direalisasikan
Untuk mengatasi gejolak harga, Syamsul mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru segera menggelar operasi pasar murah di beberapa titik strategis.
Menurutnya, langkah ini penting agar masyarakat tetap bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang lebih stabil.
"Harga sembako ini dipengaruhi banyak faktor, termasuk distribusi dan kebijakan pedagang. Kami meminta para pedagang untuk tidak aji mumpung menaikkan harga secara tidak wajar selama Ramadhan. Ini soal tanggung jawab moral," tambahnya.
Selain operasi pasar murah, Syamsul juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap rantai distribusi.
Jangan sampai ada spekulan yang memanfaatkan momen Ramadhan untuk mencari keuntungan berlebih dengan menimbun barang atau menaikkan harga secara sepihak.
Sinergi Semua Pihak untuk Stabilitas Harga
Ramadhan seharusnya menjadi bulan penuh berkah, bukan ajang bagi pihak tertentu untuk mengambil keuntungan secara tidak adil. Oleh karena itu, Syamsul berharap Pemko Pekanbaru, pedagang, dan masyarakat dapat bekerja sama menjaga stabilitas harga.
Pemerintah diharapkan turun tangan lebih aktif, pedagang diimbau tidak menaikkan harga sembarangan, dan masyarakat diingatkan untuk lebih bijak dalam berbelanja agar tidak terjadi lonjakan permintaan yang justru memperparah kondisi.
Jika semua pihak bersinergi, maka lonjakan harga sembako bukan lagi menjadi momok tahunan. Umat Muslim pun dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk, tanpa dihantui kecemasan akibat mahalnya kebutuhan pokok.
Sumber : ZULFIKRI SH